Tuesday, May 24, 2016

Sorrow in Silence

Potongan Penyesalan
Dari mishbakh untuk misykakh

sesungguhnya aku mau bilang begitu, 
ya itu tadi yang aku sampaikan bersama gelombang masa lalu, 
tapi aku malu, 
aku takut Dia terang-terangan pergi lalu 
melemparkan benih kebencian dikedalaman jiwaku, 
aku khawatir Dia akan menolak dengan tegas
pintaku untuk melindungi akalku, 
aku benar-benar tak sanggup 
jika pada akhirnya Dia pun menghindari tatapan lurus 
yang selalu diusahakan tulus
dari ruang hatiku. 

Aku bahkan takut kalau Dia tahu, 
ya walaupun aku tahu Dia pasti sudah tahu. 
Setidaknya aku masih merasa bahwa 
Dia bertahan untuk pura-pura tidak tahu. 
Lalu, lebih baik aku melarikan diri menuju diam 
dengan kecepatan halilintar berkekuatan membelah bulan. 


Oh bukan, aku hanya lari 
bukan melakukan pelarian, 
ini bukan pelampiasan. 
Inilah ijtihad atas keadilan. 
Pengaruh karakter diri 
terhadap alam yang dikandung badan. 
Jangan menganggap ini sebagai muatan rasa tertekan, 
pengucilan, pengasingan, atau sebagainya yang 
mendamba sebuah kebebasan.


Ini hanyalah potongan lagu malam
tentang rasa sesal yang tenggelam
dan disembunyikan dibalik diam
oleh diam, dan untuk diam

Malang, 24 Mei 2016
22:24

No comments:

Post a Comment