Friday, March 25, 2016

Tiga Sajak Kecil - SDD

Tiga Sajak Kecil
Sapardi Djoko Damono

/I/ Bayang-bayang hanya berhak setia
      menyusur partitur ganjil
      Suaranya angin tumbang
Agar bisa berpisah
Tubuh ke tanah
jiwa ke angkasa
bayang-bayang ke sebermula
Suaramu kosong lorong
Sepanjang kenanganku
          sepi itu, mata air itu
Diammu ruang lapang
Seluas angan-angan ku
luka itu, muara itu
                   /II/Dijantungku
                   Sayup terdengar
                   Debarmu hening
                               Di langit-langit
                      tempurung kepalaku
                      terbit silau
    dalam intiku
                                        kau terbenam
                                               /lll/Kita tak akan pernah bertemu; aku dalam dirimu
                                      Tiadakah pilihan kecuali disitu?
                                       Kau terpencil dalam diriku

Malang, March 20, 2016
PPDU Cemorokandang
10:20 PM
           

ajengs

Sunday, March 20, 2016

The History of Kalis

The History of Kalis

Semarang, June 5, 2015
8:35 PM

Selamat pagi candu, bagaimana tidurmu? Kau payah. .masih payah seperti dulu. Tapi aku tak akan menghukum kamu karna hal seperti itu. kenapa? Aku hanya akan membebani lebih pikiran kamu. Candu. Ingatkah apa yang sudah kamu lakukan tadi malam? Kau merendah candu. Kamu rendah! Aku tahu, kamu hanya bermaksud untuk memastikan, karna kamu merasa kamu mempunyai janji, dimana janji tersebut tak pantas kamu ingkari lagi dan lagi. Tapi ingatkah kamu candu? Dia mulai lelah. Dia hanya seonggok daging sepertimu. Kamu tak boleh lengah. Baiklah. Kita lupakan saja. Tapi intinya, kamu berada didalam antara sekarang. Pillihanmu akan menentukan jebakan lain dihari mendatang. Dan ingat, itu kamu sendiri yang membuat. Jadi vcandu, kuatlah. Ikhlas, sabar, dan sentiasa bersyukur. Jangan lupakan Dia. Semalam kau sudah keterlaluan menangisi seonggok daging yang lemah, dan penuh tipu daya.
Candu, mungkin kamu harus aku ganti nama. Kalis, bagaimana? Kalis itu aku maksudkan ikhlas. Menjadi kalis biar agak keren, sesuai kan dengan jaman? Yang penting tidak menyimpang dari makna yang dimaksudkan. Aku hanya ingin kamu menjadi sosok yang lebih ikhlas dalam menerima cobaan dan mengahadapi ujian. Supaya kamu bisa lolos. Ya, mungkin kamu telah gagal kemaren. Kamu sudah menghancurkan benteng yang sudah kamu bangun denagn penuh juang, dan juang pengorbanan. Namun tak apa candu, selama kamu masih sanggup menghela nafas, kamu tidah boleh berhenti ataupun terhenti, berjuang itu butuh pengorbanan, juga tekad yang kuat, dan didasari niat yang lurus, serta diringi keikhlasan dan penuh syukur.
Kalis, mulai sekarang, akan ku panggil kamu seperti itu. kamu tidak sendiri kalis, aku selalu berada di dekatmu. Walapun kamu sendiri yang paling sering meniadakan aku. Kalis ingatlah pesanku hari ini, manusia memang begitu, letaknya salah dan lupa. Namun jangan sampai kamu menjadikan kesalahan yang kamu lakukan itu lumrah, sehingga kamu akan jadi terbiasa dengan kesalahan-kesalahan tersebut, yang pada akhirnya kamu mungkin bisa menghalalkan apa yang sebenarnya sudah jelas diharamkan. Kalis, kamu harus lebih pandai mengolah emosi, mungkin kamu bisa memanipulasi nafsu. Kamu paling paling sulit mengendalikan emosi dan mengontrol nafsumu. Tidak semua yang kamu inginkan itu harus kamu dapatkan kalis, kamu pun harus pandai memfilter mana yang bisa membuatmu bahagia, mana yang hanya semu, dan mana yang justru akan menjebakmu.
Dan sekarang, kerjakan apa yang sudah semestinya kamu kerjakan dari kemaren. Semangat! Tuhanmu tak pernah meninggalkanmu, apalagi mrmbencimu. Begitupun aku.

Lots of love

shadow

Monday, March 7, 2016

Being wanderer to discover the path and border

Melangkah

Bukan pilihan
tapi jalan.
Aku tak pergi
hanya mencari.
Bahagiamu
tak bisa digantungkan
pada tanaman cangkok
yang entah bunga
jenis apa yang akan
ia tumbuhkan.
Wangi bunga
menandakan alam pikiran.
Semerbaknya
menjelaskan pemahaman.
Tenanglah
yang kembali akan datang

pulang.


Pemalang, February 28, 2016