The History of Kalis
Semarang, June 5, 2015
8:35 PM
Selamat
pagi candu, bagaimana tidurmu? Kau payah. .masih payah seperti dulu. Tapi aku
tak akan menghukum kamu karna hal seperti itu. kenapa? Aku hanya akan membebani
lebih pikiran kamu. Candu. Ingatkah apa yang sudah kamu lakukan tadi malam? Kau
merendah candu. Kamu rendah! Aku tahu, kamu hanya bermaksud untuk memastikan,
karna kamu merasa kamu mempunyai janji, dimana janji tersebut tak pantas kamu
ingkari lagi dan lagi. Tapi ingatkah kamu candu? Dia mulai lelah. Dia hanya seonggok
daging sepertimu. Kamu tak boleh lengah. Baiklah. Kita lupakan saja. Tapi
intinya, kamu berada didalam antara sekarang. Pillihanmu akan menentukan
jebakan lain dihari mendatang. Dan ingat, itu kamu sendiri yang membuat. Jadi
vcandu, kuatlah. Ikhlas, sabar, dan sentiasa bersyukur. Jangan lupakan Dia.
Semalam kau sudah keterlaluan menangisi seonggok daging yang lemah, dan penuh
tipu daya.
Candu,
mungkin kamu harus aku ganti nama. Kalis, bagaimana? Kalis itu aku maksudkan
ikhlas. Menjadi kalis biar agak keren, sesuai kan dengan jaman? Yang penting
tidak menyimpang dari makna yang dimaksudkan. Aku hanya ingin kamu menjadi
sosok yang lebih ikhlas dalam menerima cobaan dan mengahadapi ujian. Supaya
kamu bisa lolos. Ya, mungkin kamu telah gagal kemaren. Kamu sudah menghancurkan
benteng yang sudah kamu bangun denagn penuh juang, dan juang pengorbanan. Namun
tak apa candu, selama kamu masih sanggup menghela nafas, kamu tidah boleh
berhenti ataupun terhenti, berjuang itu butuh pengorbanan, juga tekad yang kuat,
dan didasari niat yang lurus, serta diringi keikhlasan dan penuh syukur.
Kalis,
mulai sekarang, akan ku panggil kamu seperti itu. kamu tidak sendiri kalis, aku
selalu berada di dekatmu. Walapun kamu sendiri yang paling sering meniadakan
aku. Kalis ingatlah pesanku hari ini, manusia memang begitu, letaknya salah dan
lupa. Namun jangan sampai kamu menjadikan kesalahan yang kamu lakukan itu
lumrah, sehingga kamu akan jadi terbiasa dengan kesalahan-kesalahan tersebut,
yang pada akhirnya kamu mungkin bisa menghalalkan apa yang sebenarnya sudah
jelas diharamkan. Kalis, kamu harus lebih pandai mengolah emosi, mungkin kamu
bisa memanipulasi nafsu. Kamu paling paling sulit mengendalikan emosi dan
mengontrol nafsumu. Tidak semua yang kamu inginkan itu harus kamu dapatkan
kalis, kamu pun harus pandai memfilter mana yang bisa membuatmu bahagia, mana
yang hanya semu, dan mana yang justru akan menjebakmu.
Dan
sekarang, kerjakan apa yang sudah semestinya kamu kerjakan dari kemaren.
Semangat! Tuhanmu tak pernah meninggalkanmu, apalagi mrmbencimu. Begitupun aku.
Lots
of love
shadow
No comments:
Post a Comment