Tulisan ini sy ketik di atas kereta Matarmaja gerbong 5 karena bosan dan agak sebal dgn mba2 yg duduk disamping sy. Sekarang pukul 19.20 mlm Jumat, 14 juli 2016. Sy sdg menuju Malang. Sy brgkt dr rumah pukul 10.30 pagi menjelang siang menuju stasiun Pemalang. Sy kesulitan mendapatkan tiket yg lgsg menuju Malang dg harga murah, akhirnya sy mensiasati untuk transit d Smg dlu, kebetulan dan mmg sdh takdir Tuhan ak harus 2 kali naik kereta sblm sampai Malang. Ya, kereta dr Pemalang, Kaligung, brgkt pukul 12.47, dan sampai Semarang pukul 14.30, kemudian lanjut ke Malang dg kereta Matarmaja pukul 17.27. temanku, Sani bersedia menemani aku di Poncol sampai kereta ku menuju Malang datang. Ya kan kebetulan Sani anak Smg, jd pasti dia gak begitu keberatan lah, toh gak tiap hr ak mnta dia temenin, alhamdulillah pukul 16.30 dia br bisa smpai d stasiun. Dia bawakan aku kopi asli Medan, hheu pdhl ak sdg berniat berhenti ngopi. Gpp, ak kontrol lah ngopiku kali ini. Msh 7 jam lg sblm sampai pemberhentian akhir stasiun Malang Kotabaru. Paringono sabar Robb. Ak kangen umi, ak rindu aby, aku msh ingin tdur bertiga dgn dek ihya dan dek bibah. Umy, maafkan Ajeng. Aby, ampuni Ajeng. Doakan saja yg terbaik untuk pelita hati kalian ini. Ajeng hanya akan mencoba meraih cintaNya, mendapatkan ampunanNya, dan tak mau sebentar pun Dia cabut cintaNya untuk Ajeng. Tentang cita-cita dan harapan umy trhdpku, insyaAllah. Kan ku tanggalkan egoku demi aku sendiri, untukmu ibu, dan karenaNya. Lagi lagi, doakan saja yg terbaik untuk anakmu yg sdh bosan dgn kehidupannya sendiri ini. Anakmu benar2 hilang semangat. Anakmu merasa hina sehina2nya, anakmu ketakutan tak terkira pak, buk.
Again, these tears wont fall
They never wanna fall before you